Minggu, 30 November 2008

Buletin Edisi tiga

DARI REDAKSI

Assalamu ‘alaikum para pembaca yang budiman,

Edisi ini sejatinya adalah edisi yang kedua. Oleh sebab itu, memang dicantumkan sebagai edisi kedua. Tapi jika pembaca mencari arsip edisi pertama dalam bentuk tercetak, tentulah akan menemui kesulitan karena pada edisi percobaan tersebut, belum digandakan sebanyak edisi kedua ini.
Alhamdulillah, edisi ini sudah mencoba membenahi beberapa kekurangan, di antaranya, pengorganisasian, produksi naskah, hingga penerbitannya. Selain itu, siswa juga telah dilibatkan dengan harapan dapat menanamkan rasa memiliki, mendorong karya produktif dalam bidang jurnalistik, serta melatih diri berorganisasi.
Mohon dukungan para pembaca. Semoga harapan tersebut dapat terwujud dengan baik. Atas nama segenap redaksi dan tim yang bekerja mengucapkan terima kasih atas dukungannya. Wassalam.

Pemimpin Redaksi,

Buletin Edisi tiga

PRESTASI

LOKETA ; SDIT AL-HIKMAH JUARA UMUM

Lomba Keterampilan Agama (Loketa) merupakan ajang adu keterampilan non-akademik tahunan. Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKGPAI) merupakan penyelenggara kegiatan ini di bawah koordinasi Pengawas Pendidikan Agama Islam (Pendais) Kecamatan Cilandak. Korwas Pendais Kecamatan Cilandak Bapak H. Ahmad Hidayat, S.Ag. mejelaskan bahwa disamping prestasi akademik, para siswa juga harus mengembangkan kemampuannya di bidang keterampilan non-akademik.
Lebih lanjut Hidayat menjelaskan bahwa persaingan antar bangsa di masa mendatang menuntut kualitas individu yang tangguh di bidang tertentu. “Mungkin ada bidang tertentu, di mana seseorang unggul, walaupun tidak unggul pada bidang lain. Nah, ini perlu diasah dan dikembangkan. Jadi, sejak sekarang kita ingin mengembangkan terus kemampuan anak didik kita sehingga tidak kesulitan dalam menghadapi kehidupan mendatang.” paparnya di sela-sela sosialisasi kegiatan Loketa bersamaan dengan kegiatan pembinaan oleh Kepala Seksi Dinas Pendidikan Nasional di SD Islam Al-Izhar Pondodk labu beberapa minggu lalu.
Pada Loketa kali ini Wilayah VI melakukan seleksi dengan memperlombakan 5 cabang masing-masing; binaus-shalah, hapalan Juz ‘Amma, Murattal, adzan, MTQ perorangan, MTQ berjamaah, kaligrafi, cerdas-cermat, puitisasi Al-Qur’an, dan Pidato. Al-Hikmah menyabet Juara Umum, masing-masing Juara I Pidato, MTQ, Kaligrafi, Shalat berjamaah, dan Adzan.
Menurut Panitia Pelaksana Loketa, beberapa peserta dari SDIT Al-Hikmah berhak mewakili Wilayah VI dalam ajang yang sama di tingkat kecamatan. Pada lomba tingkat Kecamatan Cilandak Bulan Desember mendatang, mereka akan menghadapi enam wilayah lain yang bulan ini juga telah merampungkan event tersebut di wilayahnya masing-masing. Demikian dijelaskan oleh Ibu St. Salwah, pembina Pendidikan Agama Islam SDIT Al-Hikmah Cilandak. (wf).

JUARA LOMBA TARI

Di panggung seni, Al-Hikmah mengikuti lomba Tari Kreasi Betawi yang bertempat di Depok Town Square, pekan lalu. Ajang ini diikuti oleh siswa-siswa Kelas I dan II Sekolah Dasar di Jakarta, Depok dan sekitarnya. Menurut pengasuh kegiatan ekstra-kurikuler menari, Ibu Ema, peserta kita berhasil meraih Juara Terbaik. (rm).

Buletin Edisi tiga

PROFIL

Si Santun yang ingin jadi Dokter

Berpenampilan tenang, siswa Kelas II Ibnu Sina ini senantiasa menampakkan keceriaan setiap kali melewati barisan guru-guru piket yang menjemput kedatangan siswa setiap pagi. Dengan langkah kecil Nuha, begitu panggilan akrabnya, membawa buku dan peralatan sekolah lainnya yang “membebani” tas di punggungnya.
Nuha yang lahir di Jerman, 15 September 2001 dari pasangan Bapak Hafit Isandono dan Ike Setiawati ini memiliki kemampuan bergaul dengan lugas terhadap teman-teman sekelas, maupun kakak dan adik kelasnya di SDIT Al-Hikmah. Kegemarannya dalam membaca, melukis dan berenang, membawanya meraih prestasi sebagai murid TK teladan dan terampil berbahasa Inggris beberapa tahun lalu. Ketika duduk di bangku SD, Nuha menjadi Juara Kelas dengan nilai sangat baik.
Di rumahnya di Jl. Hj. Naimun III RT 006/RW 011 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Anak kedua dari tiga bersaudara ini sejak TK telah mengerjakan shalat 5 waktu, lancar membaca Al-Qur’an, dan puasa wajib Ramadhan sebulan penuh. Siswi bermotto hidup; “bermanfaat bagi orang lain” ini ternyata bercita-cita menjadi Dokter Spesialis Anak. Apakah ada kaitannya dengan makanan kesukaannya ; rujak, pizza, spaghetti, dan ikan bakar? Entahlah. Boleh ya, boleh tidak. (wf)

Buletin Edisi tiga

PUISI



G U R U
OLEH ASTUTI

Pekerjaanmu sungguh mulia
Cucuran keringatmu sungguh berarti
Tanpa pengorbananmu, kami tak punya bekal untuk masa depan
Dengan pengorbananmu membuat kami lebih percaya diri
Akan cita-cita kami.

Sungguh berarti jasamu, membuat kami bangga
Engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Terima kasih guru
Yang telah sabar mendidik kami.


Penulis adalah Siswi Kelas V (Al-Ghazali).

Buletin Edisi tiga

Opini


PENDIDIKAN DAN PEMANDIRIAN
Oleh Mortaza A. S. Hamma’da

Ibu-ibu berdiri di belakang kelas. Sebagian di antaranya berjejer dengan dagu menempel pada jendela di tembok kelas. Sesekali mereka bergantian duduk di bangku tukang kayu yang panjangnya dapat memuat 10 orang kurus. Usai duduk, mereka melongokkan wajah ke dalam kelas. Bahkan mereka kadang berebut tempat untuk dapat memandu anaknya yang sedang belajar, baik dengan isyarat tangan maupun dengan suara nyaring. Pemandangan ini bukan hanya pada hari pertama anak-anak itu masuk SD, bahkan pada hari-hari menjelang ulangan kenaikan kelas. Bukan hanya di Kelas I bahkan di kelas II dan III pun masih demikian.
Kejadian tersebut dituturkan oleh seorang ibu yang berasal dari pelosok desa dari luar Pulau Jawa yang pada tahun 2001 memasukkan anaknya ke sebuah sekolah di bilangan Jabotabek. Baginya, ini adalah hal baru. Berbeda dengan perilaku sekolah di pelosok desa tempatnya berasal. Anak-anak begitu mandiri. Bangun pagi, usai shalat subuh, mereka sudah melakukan tugas dengan membantu orang tua selama 10 – 15 menit di rumah dengan pekerjaan ringan seperti membuang sampah, menyapu lantai atau membersihkan jendela.
Usai sarapan, anak-anak itu menyiapkan diri dan berangkat ke sekolah. Sangat jarang mereka mengeluh dan meminta bantuan kecuali untuk hal-hal yang berat. Demikian pula tatkala pulang sekolah, mereka sudah mampu mengatur kegiatannya dan merencanakan jadual esok harinya. Jauh dari sifat manja. Memasuki bangku Kelas III, mereka sudah merasa malu untuk tidak dapat mencuci pakaiannya sendiri. Pada umumnya mereka tumbuh dengan keterampilan hidup (life skill) yang demikian tinggi sehingga sanggup menghadapi kerasnya tantangan hidup di usia dewasanya.
***

Pendidikan tidak hanya untuk kepentingan penguasaan akademik, melainkan juga sebagai bentuk proses pembekalan atas anak untuk suatu capaian kepribadian yang utuh. Utuh artinya lengkap segala unsur yang menopang keunggulannya di masa depan. Benjamin Bloom, seorang pakar pendidikan Abad 20 memperkenalkan prinsip dasar pendidikan sebagai kesatuan yang utuh. Ketiga prinsip tersebut dikenal dengan Taksonomi Bloom.
Taksonomi Bloom mencakup ; pertama, Pengetahuan (aspek kognitif). Pendidikan harus dapat meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan. Oleh sebab itu, kurikulum dirancang untuk mencapai tujuan ini. Secara sistematis materi-materi pembelajaran direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi serta dikembangkan guna menambah wawasan dan pengetahuan siswa.
Guna menambah khazanah pengetahuan siswa, dilakukan pula kompetisi-kompetisi berjenjang yang materinya terkait dengan pengasaan wawasan siswa. Hingga sekarang telah dikembangkan berbagai event, seperti; olimpiade-olimpiade, vestival-vestival, jamboree-jambore dan semacamnya.
Kedua, Sikap (aspek afektif). Pendidikan untuk mengasah sikap dan perilaku anak menjadi semakin baik. Guna mencapai maksud tersebut maka dikembangkan pembelajaran budi pekerti, pembiasaan atau pembudayaan suatu perilaku yang baik. Di sini diperlukan keteladanan baik dari guru maupun orang tua siswa. Teori ini dikembangkan dari kenyataan bahwa siswa masih berada pada level perkembangan psikologis yang cenderung meniru dari pada mencipta sendiri.
Ketiga, Keterampilan (aspek psikomotorik). Proses pendidikan harus mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai keahlian-keahlian tertentu berdasarkan minat dan bakatnya. Oleh sebab itu, dikembangkanlah kurikulum keahlian dan berbagai bentuki ekstra-kurikuler.
***

Tatangan pengelolaan pendidikan sejatinya berkisar pada tiga hal pokok tersebut di atas. Terutama dalam mengehntikan kekeliruan bahwa keberhasilan pendidikan adalah setelah prestasi kognitifnya melejit kencang, sambil mengabaikan aspek skill (keterampilan) dan faktor-faktor sikap.
Beberapa fakta keluaran pendidikan formal (SD, SMP, dan SMA), ketika sudah memasuki jenjang pendidikan tinggi dan dunia kerja ternyata mengalami kegamangan, meskipun Indeks Prestasinya (IP) tinggi. Kemampuan untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah-masalahnya tidak dapat dilakukan secara mandiri. Demikian juga kegamangan dalam menempatkan diri sebagai anggota masyarakat, membuat seorang sarjana hanya sibuk dengan urusannya sendiri tanpa sempat mengenal tetangganya, apalagi untuk membangun komunikasi produktif dengan masyarakat sekitarnya. Ini merupakan salah satu dampak pendidikan yang hanya difokuskan pada aspek kognitif.
Kehilangan kemandirian pada peserta didik adalah hal yang paling penting dirisaukan oleh setiap pendidik. Pendidik yang risau adalah mereka yang dapat membedakan saat mana seorang anak harus mendapat ketegasan dan saat mana harus menikmati kelembutan. Penting diingat, bahwa pendidik bukan hanya guru, tetapi juga orang tua. Pendidikan yang gagal melahirkan kemandirian adalah pendidikan melukis kesuraman masa depan anak. Wallahu A’lam.

Selasa, 29 Juli 2008

Prestasi Akhir Tahun
Masih teringat acara perpisahan kelas VI th. Pelajaran 2007/2008 ?,yaa, acara yang pasti akan diingat dan dikenang terus oleh siswa kelas VI dan guru guru Al HIkmah, tapi bukan acara itu yang akan kita bahas di edisi kali ini, melainkan prestasi yang sudah diraih oleh siswa/I kelas VI Th. Ajaran 2007/2008 yang tahun ini memperoleh prestasi Peringkat ke III se-kecamatan, woow prestasi akhir tahun yang gemilang.

Disela sela kesibukannya mengajar Ust. Shodikin selaku Wakasek mengatakan , prestasi siswa/ kelas VI tahun ini cukup bagus dan memuaskan secara keseluruhan, artinya Ujian Nasional yang selama ini dibilang cukup mengkhawatirkan dan membuat deg degan sekolah dan orang tua dibilang cukup berhasil. Dengan persiapan dari wali kelas dan sekolah Alhamdulillah 100% siswa mengikutinya dengan baik. Adapun kelanjutan dari UN itu sendiri siswa dapat masuk ke seluruh SMP Negeri yang ditunjuk oleh DIKNAS, bahkan diantara siswa/I SDIT Al Hikmah ada yang masuk ke SMP unggulan di DKI Jakarta.

Dari data sekolah, berikut adalah 10 besar Nilai Ujian Nasional SDIT Al Hikmah Cilandak; Sausane (26.20), M. Nanditya Iman R (26.20), M. Farhan Diesa (25.45), Rachmat Iman Lazuardi (25.00), M. Fachri Rabbani (24.80), Nawfal Zuhdi (24.80), Nadya Adila Putri (24.35), Abdul Rahman (24.10), Nurdinnati (23.70), M. Aufamario (23.05).

Adapun beberapa siswa yang berhasil masuk ke SMP favorit di Jakarta adalah Sausane, Farhan, Nawfal (85),Ardi, Nadya (11), Aufamario (107), Dina (68). Dan masih ada beberapa siswa lagi yang masuk ke sekolah favorit di Jakarta dan beberapa pesantren Tahfizd Qur’an didaerah.
SDIT Al Hikmah Tidak Sepi Prestasi
Alhamdulillah, Yaa…kata itulah yang terucap dari salah satu guru SDIT Al Hikmah ketika SDIT Al Hikmah kembali menuai prestasi. Kali ini prestasi ini didapat dalam acara LOKETA Tingkat Kecamatan Cilandak yang diadakan pada hari Rabu, 31 Oktober 2007 di SDN 06 dan SDN 01 pagi Cilandak.
Dari beberapa lomba yang diadakan, SDIT Al Hikmah menurunkan beberapa siswa/I dengan formasi yang baru. ( Adzan: Valeno; Sholat : Ghilman, Anti, Aldi, Galuh, Dina Azizah, Irfan, Indah, Abi, ulil, Nawfal, Rani; Pidato : Sadat, Nadya; Cerdas Cermat : nawfal, nando, farhan ).Dalam persiapan perlombaan ini siswa/i mendapat bimbingan dari Ust. Sofyan, Ust. Misbah, Ustz. Salwa.
Menurut penuturan Ust. Sofyan yang ikut menghadiri perlombaan ini menyampaikan bahwa acara tingkat kecamatan yang rutin dilaksanakan ini bagus, tempatnya bagus dan cukup, walaupan koordinasi antara peserta dan panitia khususnya dalam masalah nomor urut kurang baik, kemudian tidak adanya tanda tempat perlombaan.Tapi Alhamdulillah dari beberapa perlombaan yang diikuti dengan persiapan yang kurang dan waktu perlombaan yang begitu dekat, SDIT Al Hikmah membawa pulang Juara III Cerdas Cermat atas nama Nawfal, Nando, Farhan dan Juara III Pidato putra atas nama Sadat
Beberapa bulan yang lalu SDIT Al Hikmah meraih juara II Lomba mengarang Lingkungan hidup tingkat Nasional atas nama Amalia Nur Indahsari.Selamat kepada Indah. Dengan hasil ini membuktikan SDIT Al Hikmah tidak sepi akan prestasi. Bravo Al Hikmah….